Hidup Bersama Kucing Kampung

Kucing Kampung Lucu – Sering kali Kucing kampung dianggap sebagai hewan penganggu. Juga kucing ini kerap disepelekan karena dianggap kurang menarik dibanding jenis kucing yang lain. Padahal kucing kampung lucu dan menggemaskan.

Namun, ada saja yang menganggap kucing ini kurang lucu dan menggemaskan. Bulunya kurang menarik dibanding dengan kucing ras. Bagi penulis anggapan seperti hanya alasan saja. Selain itu kucing jenis ini dianggap kotor. Sehingga banyak orang yang beralasan seperti itu ketika ditawari untuk memeliharanya.

Sering pula dibanding-bandingkan kucing ras. Bagi penulis sendiri, membandingakan kedua jenis tersebut adalah tidak adil. Coba pernahkan pembaca meilhat kucing kampung yang dirawat seperti kucing ras? Pastu sangat jarang.

Apapun anggapan orang-orang terhadap Kucing Kampung. Hewan ini tetap memiliki keistemewaan tersendiri. Kucing kampung lucu dan lebih mampu hidup survival. Banyak juga yang memanfaatkan sebagai hewan pembasmi hama tikus. Bahkan wikipedia melansir, Orang Mesir Kuno dari 3.500 SM menggunakan kucing untuk mengamankan lumbuh hasil panen dari tikus.

Bagi yang mampu melihat dengan jeli kucing juga lucu dan menggemaskan. Apalagi kalau sedang manja, jangan ditanya gimana si kucing menggoda sang majikan. Pokoke lucu bangeet.

Hidup Bersama Kucing Kampung

Suka duka memelihara Kucing Kampung

Hidup Bersama Kucing Kampung

Penulis sudah lumayan lama memelihara kucing kampung lucu. Dikeseharian merawat kucing ini memiliki kesan menarik. Dari hal-hal yang membuat penulis senang, senyum, sampai ketawa melihat tingkah si kucing.

Namun tetap ada juga kesan yang kadang membuat penulis jengkel. Terutama kalau si kucing berani mengacak-ngacak dapur tetangga. Heehe

Dibawah ini penulis berbagi kelebihan dan kekurangan memelihara kucing kampung lucu.

Kelebihan

Hidup Bersama Kucing Kampung

 

pertama, Lebih mudah dalam memberi makan. Ini yang menjadi nilai plus dari kucing kampung. Kita tak perlu bingung-bingung dalam memberi makan.

Kucing kampung tak perlu diberikan makanan khusus kucing. Asal ada ikan atau daging ayam bisa juga daging kambing, kucing kampung juga mau. Bahkan dengan ikan asin dicampur dengan nasi kucing pun lahap memakannya.

Penulis sendiri memiliki kucing kampung lucu sering kali cukup dikasih makan dengan tempe goreng. Itupun kucing juga lahap dalam memakan.

Kedua, bisa tidur dimana saja. Sehingga kita yang memerlihara kucing kampung tak perlu repot-repot untuk membuatkan tempat tidur.

Kucing milik penulis sendiri biasa tidur dibawah kaki penulis. Kalau siang hari si kucing tidur di kursi kadang juga di tumpukan kain. Bahkan ada juga yang tidur di atas tanah.

Ketiga, aman dari pencurian. Karena saking dianggap tidak istimewanya kucing kampung. Siapapun yang merawatnya tak perlu takut kehilangan atau bahkan dicuri oleh orang.

Namun, pernah suatu hari kejadian salah satu kucing kampung milik tetangga yang tiba-tiba hilang. Entah kesasar atau diambil orang, atau bahkan mati.

Kekurangan

Hidup Bersama Kucing Kampung

Walaupun sebagai Pecinta kucing, pasti tetap ada rasa kurang mengenakan ketika memelihara kucing. Beberapa diantaranya seperti dibawah ini

Pertama, kucing kampung suka PUP sembarangan. Ya inilah masalah utama bagi mereka yang memilki kucing kampung. Kucing jenis ini memang lebih sulit dikondisikan dibandingkan kucing ras perihal buah hajat.

Namun, penulis sendiri memiliki tips untuk mengatasi hal ini. Yakni dengan membuatkan tempat atau wadah yang diisi dengan tanah atau pasir. Atau bisa dengan dibuatkan tumpukan tanah atau pasir didepan rumah.

Kedua, kucing kampung sulit dimandikan. Semasa memelihara kucing kampung sejak penulis kecil sampai sekarang belun pernah berhasil memandikan kucing. Karena setiap baru terkena air, kucing memberontak untuk kabur. Bagi penulis sendiri kucing kampung tak perlu dimandikan karena si kucing memiliki cara mandi sendiri yakni dengan menjilati tubuhnya.

Kesimpulan

Hidup Bersama Kucing Kampung

 

Bagi penulis setiap hal didunia pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, tinggal bagaimana orang melihatnya. Seperti halnya kucing, bagi yang suka pasti akan berkomentar positif bahkan melebih-lebihkan. Sedangkan sebaliknya, bagi yang kurang suka akan cenderung menilai dari sisi negatif.

Yang paling penting bagi penulis ialah bagaimana menjadikan diri kita bermanfaat bagi makhluk hidup disekitar kita. Bagi orang islam, misi di dunia adalah menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Kisah Bersama Kucing

Hidup Bersama Kucing Kampung

Penulis Ibnudin adalah seorang pencinta kucing, terutama Kucing Kampung. Bahkan lebih cencerung kurang suka dengan kucing ras karena penulis merasa kucing ras terlalu repot dalam hal perawatan.

Kucing kampung bagi penulis memiliki keistimewaan tersendiri. Kucing ini mampu hidup mandiri. Dari makan, minum dan melahirkan ketika hamil dapat dilakukan sendiri. Berbeda dengan kucing ras yang butuh perawatan yang lebih.

Penulis sendiri sudah merawat kucing kampung sejak kecil, kurang lebih saat penulis masih TK. Kemudian pernah beberapa tahun tidak memelihara kucing. Dan pada akhirnya memelihara kucing kampung lagi sampai saaat ini.

Tangisan kecil untuk kucing

Hidup Bersama Kucing Kampung

Pengalaman penulis ketika kecil dengan kucing. Saat penulis berumur kurang lebih sekitar 6 tahun penulis memiliki seekor kucing berwarna hitam dan putih. Penulis sendiri lupa siapa yang memberikannya, Namun yang pasti kucing tersebut menjadi teman sehari-hari penulis.

Suatu ketika tiba-tiba kucing tersebut sakit dan kemudian mat. kejadian itu membuat penulis sangat sedih. Sehingga saking  sedihnya penulis sampai sakit. Saat itu penulis merasa seperti sedang lehilangan sesuatu yang paling berharga.

Dari kejadian diatas ini menjadikan keluarga penulis sangat hati-hati ketika memberikan kabar kepada penulis mengenai keadaan kucing. Apalagi kalau kucing mati sedangkan penulis sedang tidak berada dirumah. Mungkin keluarga khawatir kalau penulis terlalu sedih seperti masa kecilnya dulu.

Kembali memelihara kucing

Hidup Bersama Kucing Kampung

Penulis sempat berhenti memelihara kucing kurang lebih sekitar 6 tahun. Karena ada anggota keluarga yang kurang suka dengan kucing.

Baru ketika kelas 3 SMK salah satu guru memberikan penulis seekor kucing. Dari situ kucing mulai  memelihara kucing lagi. Bahkan sampai saat ini sudah berkali-kali merawat kucing. Yang paling banyak mencapai 5 ekor kucing kampung.

Seperti pada umumnya, kucing akan takut disuatu tempat baru. Kucing pemberian dari guru penulis pun juga sama. Dibeberapa hari pertama kucing belajar dengan lingkungan barunya, yakni rumah penulis. Sehingga sampai terbiasa dengan lingkungan barunya.

Ada cerita menarik mengenai kucing pemberian dari guru penulis. Salah satu tetangga depan rumah mengadopsi kucing yang masih kecil, kurang lebih berumur 1-2 bulanan sebut saja dengan nama Mimi. Bagi penulis umur segitu, anak kucing harus masih bersama induknya.

Nah, suatu ketika kucing milik penulis bermain disekitar rumah tetanggga. Sebut saja kucing milik penulis dengan nama Meong. Tanpa sengaja si Mimi melihat si Meong.

Kucing milik tetangga mengira si Meong itu induknya. Sehingga si Mimi ini akhirnya mengikuti terus si Meong sampai dirumah penulis. Menariknya si Mimi tidak mau bawa pulang ke rumah tetangga. Ya mau gak mau akhirnya menjadi hewan peliharaan penulis.

Dan dari kucing milik tetangga tersebut beranak pinak di rumah penulis sampai sekarang. Bahkan sudah 5 kali melahirkan di rumah penulis.

Hidup Bersama Kucing Kampung

Dibawah ini video kelucuan kucing kampung lucu

Kucing Kampung Lucu

Kucing Kampung lucu memang kadang tak membuat orang tertarik untuk merawatnya. Namun, pahami juga bahwa ia juga hewan, makhluk hidup yang perlu diperlakukan adil. Sama seperti kita memperlakukan kucing ras.

Manusia akan dianggap manusia baik bila ia mampu menebar kebaikan kepada setiap makhluk.

Mungkin hanya ini yang dapat penulis ulas mengenai kucing kampung lucu. Semoga ada setitik manfaat untuk pembaca ibnudin.

Begin typing your search term above and press enter to search. Press ESC to cancel.

Back To Top