Obat ranitidin untuk penyakit apa?
Omeranin adalah sediaan obat dengan kandungan zat aktif Ranitidine HCl, obat ini digunakan untuk menurunkan asam lambung.
Obat ranitidin apakah bahaya?
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebut obat tukak lambung dan tukak usus yang mengandung ranitidin akan berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi di atas ambang batas per hari.
Ranitidine apakah dilarang?
Ranitidin merupakan salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi tukak lambung dan usus. Obat yang cukup populer di Indonesia ini ternyata sempat dilarang beredar di pasaran karena mengandung senyawa yang dapat memicu sel kanker, yaitu N-nitrosodimethylamine (NDMA).
Ranitidin sebaiknya diminum kapan?
Dosis ranitidin untuk dewasa
- 75 mg satu kali sehari, dikonsumsi 30 – 60 menit sebelum makan (maag).
- 150 mg dua kali per hari (GERD dan tukak lambung).
- 150 mg dua kali sehari atau 300 mg satu kali sehari (tukak usus).
Bahaya ranitidine HCl 150 mg obat apa?
Jangan mengonsumsi obat dengan cara yang salah. Pasalnya, ranitidin dapat memicu terjadinya beberapa efek samping, seperti muntah-muntah, diare, sakit kepala, ruam kulit, insomnia, vertigo, sakit perut, konstipasi, kesulitan menelan, serta urine yang tampak keruh.
Kapan obat ranitidin diminum?
75 mg satu kali sehari, diminum 30 – 60 menit sebelum makan, dan maksimal 150 mg per hari (anak di atas 12 tahun yang sakit maag). 4 – 8 mg/kg berat badan dua kali per hari, setiap 12 jam. Maksimal 150 mg per hari (tukak lambung dan tukak usus).
Bahaya Ranitidine HCL 150 mg obat apa?
Kenapa obat ranitidin ditarik dari peredaran?
Desas-desus adanya zat pemicu kanker dalam produk ini yang membuat ranitidin ditarik secara keseluruhan dari peredaran. Setelah ditelaah, NDMA yang terkandung dalam produk ranitidin memang dapat menjadi pemicu timbulnya kanker. Namun, jika zat ini di konsumsi di ambang batas normal, rasanya sah-sah saja.
Berapa kali sehari minum ranitidin?
Aturan ranitidin pada orang dewasa (17 – 64) disarankan untuk diminum sebanyak 150 mg satu kali per hari atau 150 mg dua kali per hari atau 300 mg satu kali per hari. Namun, dosis ini tentu akan bergantung pada penyakit dan kondisi Anda, seperti: 75 mg satu kali sehari, dikonsumsi 30 – 60 menit sebelum makan (maag).