Daftar isi
Apa maksud malnutrition?
Malnutrisi adalah kondisi ketika terjadi ketidakseimbangan, entah itu kekurangan atau kelebihan, nutrisi di dalam tubuh seseorang. Kondisi ini sebenarnya dapat menyerang siapa saja di usia berapa pun.
Apa itu marasmus dan gejalanya?
Marasmus adalah salah satu jenis keadaan malnutrisi berat yang ditandai dengan hilangnya massa lemak tubuh dan jaringan otot. Akibatnya, indeks massa tubuh menjadi sangat rendah. Anak dengan marasmus akan mengalami tanda-tanda sebagai berikut: Tampak sangat kurus hingga tulang rusuk terlihat.
Makanan apa saja yang seharusnya dikonsumsi untuk memperbaiki penyakit kwashiorkor?
Cara mencegah penyakit kwashiorkor bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan yang kaya protein dan kalori, seperti:
- Makanan laut.
- Telur.
- Daging tanpa lemak.
- Kacang polong.
- Kacang-kacangan.
- Biji-bijian.
Mengapa bisa terjadi marasmus?
Berdasarkan jenis nutrisi yang kurang, malnutrisi energi protein dapat dibagi menjadi: Kwashiorkor, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan protein dalam jangka waktu yang lama. Marasmus, yaitu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan protein dan kalori.
Apa tanda klinis dari marasmus?
Gejala utama anak yang mengalami marasmus adalah menurunnya berat badan dengan sangat drastis. Penurunan ini disebabkan karena tubuh kehilangan banyak jaringan lemak subkutan di bawah kulit dan massa pada otot tubuh. Kondisi tersebut mengakibatkan indeks massa tubuh (IMT) anak menurun tajam sampai sangat rendah.
Apa yang Menyebabkan penyakit marasmus?
Kurang asupan kalori Penyebab utama marasmus adalah kurangnya asupan kalori. Kurangnya kalori otomatis berpengaruh juga pada kekurangan nutrisi lain. Nutrisi seperti karbohidrat, zat besi, yodium, zinc, dan vitamin A sangat dibutuhkan tubuh untuk tumbuh dan berkembang.
Mengapa terjadi edema pada kwashiorkor?
Penyebab Penyakit Kwashiorkor Protein yang tidak tercukupi dengan baik, menyebabkan cairan bergeser ke area tubuh yang seharusnya, di mana cairan tersebut akan terakumulasi pada jaringan. Kondisi ini juga dapat membuat cairan tidak seimbang di dinding kapiler sehingga akan menyebabkan retensi cairan, atau edema.