Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Islam – Tahukah kamu bahwa dulu di Indonesia terdapat beberapa kerajaan Islam? Ya dulu di negara tercinta kita ini terdapat banyak kerajaan islam yang tersebar dari ujung barat sampai timur. Di ujung sumatera terdapat Kerajaan Pasai Aceh dan di timur ada Kerajaan Ternate dan Tidore.
Nah, dari peradaban kerajaan islam di Indonesia yang cukup lama tersebut, meninggalkan berbagai macam peninggalan yang menarik. Beberapa peninggalan Kerajaan Islam seperti Masjid, bangunan-bangunan, dan berbagai macam karya seni.
Karya Seni peninggalan peradaban Islam di Indonesia dapat dilihat pada arsitektur bangunan masjid, seni pahat, lukis dan karya sastra.
Khusus pada artikel ini akan diulas mengenai Karya Sastra Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia.
Daftar isi
- 1 Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Islam
- 2 Hikayat
- 3 Hikayat Raja-raja Kerajaan Pasai
- 4 Hikayat Si Miskin
- 5 Hikayat Amir Hamzah
- 6 Hikayat Bayan Budiman
- 7 Hikayat Prang Sabi
- 8 Syair
- 9 Syair Perahu
- 10 Syair Kompeni Walanda
- 11 Syair Perang Banjarmasin
- 12 Syair Siak Sri Indrapura
- 13 Syair Ikan Terubuk
- 14 Suluk
- 15 Suluk Wujil
- 16 Suluk Sukarsa
- 17 Suluk Syarab al Asyiqin
- 18 Suluk Malang Sumirang
- 19 Sastra dalam bentuk Kitab
- 20 Kitab Manik Maya
- 21 Kitab Sasana-Sunu
- 22 Kitab Nitisastra
- 23 Kitab Nitisruti
- 24 Kitab Sastra Gending
- 25 Babad
- 26 Babad Tanah Jawi
- 27 Babad Cirebon
- 28 Babad Raja-Raja Riau
- 29 Babad Demak
- 30 Babad Gianti
Karya Sastra Peninggalan Kerajaan Islam
Berikut ini beberapa bentuk karya sastra peninggalan masa kerajaan kerajaan islam di indonesia. Simak ulasan dibawah ini.
Hikayat
Hikayat merupakan salah satu bentuk karya sastra prosa yang berisi tentang kisah, cerita, tokoh sejarah, dan dongeng. Pada umumnya hikayat mengisahkan mengenai kehebatan dan kepahlawanan orang-orang terdahulu semisal kemampuan ajaib atu kesaktian.
Hikayat peninggalan kerajaan islam banyak dipengaruhi oleh budaya Arab, Persia, serta india. Karya sastra ini berisikan nilai keislaman sekaligus untuk sarana berdakwah kepada masyarakat. Juga berisi ajakan kepada setiap muslim untuk memperkuat keimanannya.
Ciri khas hikayat yang bernilai Islam di Nusantara ialah berisikan cerita mengenai tokoh pahlawan yang berjuang untuk kedaulatan suatu daerah. Ada juga mengenai kisah kepahlawanan pada orang terdahulu.
Ada beberapa karya sastra Hikayat peninggalan kerajaan Islam sebagai berikut :
Hikayat Raja-raja Kerajaan Pasai
Karya sastra ini lumayan berumur tua dan diperkirakan ditulis abad ke-14 Masehi. Isi dari karya sastra ini berkisah tentang Merah Silu yang bermimpi bertemu Nabi Muhammad. Kemudian di mimpi tersebut Marah Silu bersyahadat dan menjadi Sultan Pasai pertama dengan gelar Malik al-Saleh.
Hikayat Si Miskin
Karya sastra peninggalan kerajaan islam ini dikenal juga dengan nama Hikayat Marakarma. Di dalamnya berkisah mengenai Manakarma yang lahir dari keluarga yang miskin. Kemudian dengan akhlak budi yang baik, Manakarma bisa menjadi seorang raja. Hikayat ini banyak berisi mengenai ajaran moral dalam islam dan keutamaan menuntut ilmu.
Hikayat Amir Hamzah
Hikayat Amir Hamzah ditulis sekitar tahun 1511. Karya ini berisi mengenai kepahlawanan Amir Hamzah dalam memperjuangkan Islam. Selain itu juga menceritakan perjuangan beliau mempertahankan Melaka dari serangan Portugis. Ada juga kisah beliau ketika melawan mertuanya yang saat itu masih kafir.
Hikayat Bayan Budiman
Hikayat yang satu ini mengisahkan tentang burung bayan yang mencegar seorang perempuan muda ketika hendak selingkuh. Sebenarnya kisah didalam hikayat ini berbingkai yang disadur dari hikayat India, Sukasaptati. Sebelumnya juga pernah pada 1371, diadaptasi ke dalam bahasa Persia oleh Kadi Hassan.
Hikayat Prang Sabi
Hikayat ini ditulis oleh Tgk Chik Pante Kulu pada 1881. Kehebatan hikayat ini dapat menggerakkan hati rakyat Aceh untuk berjihad melawan Belanda. Hikayat Prang Sabi mengisahkan tentang bidadari surga (ainul mardhiyah) yang bisa menjadi teman diakhirat bagi para pejuang yang syahid dalam perang.
Syair
Syair merupakan salah satu media penyebaran Islam yang banyak memiliki pengaruh. Tidak hanya di Nusantara saja, namun juga hampir di seluruh dunia, Syair menjadi wasilah dakwah para Ulama Islam.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa syair peninggalan kerajaan Islam. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
Syair Perahu
Syair ini merupakan karya dari ulama bernama Hamzah Fansuri yang hidup di Aceh masa pemerintahan Sulthan Alaiddin Riayat Syah Sayidil Mukamil. Dalam syair ini berisi banyak pengetahuan mengenai adab dan akhlak.
Syair Kompeni Walanda
Karya peninggalan kerajaan Islam yang mengisahkan riwayat hidup Nabi.
Syair Perang Banjarmasin
Syair ini diperkirakan ditulis sekitar abad ke-16 Masehi. Karya ini berisi beberapa pokok dari ajaran agama islam. Namun di beberapa bait syair ini juga cenderung mendukung penjajah (Belanda), seperti pada pembukaannya berisi pujiaan kepada pemerintahan belanda. Sedangkan dibait lainnya mendiskreditkan Pangeran Hidayatullah yang di mata masyarakat sebagai Pahlawan pejuang. Selain itu, karya ini juga tidak diketahui siapa penulisnya.
Syair Siak Sri Indrapura
Karya sastra peninggalan kerajaan islam ini yang berisi mengenai silsilah raja-raja Siak.
Syair Ikan Terubuk
Syair Ikan Terubuk merupakan syair anonim yang berkisah fiksi dengan kisah-kisah dengan muatan adab, akhlak, serta tuntunan perilaku beragama.
Suluk
Karya Sastra Suluk merupakan karya sastra islam yang berisi mengenai Tasawuf, di dalamnya banyak di bahas tentang keesaan dan keberadaan Allah. Sunan Bonang merupakan salah satu yang kerap menggubah sastra. Sastra Suluk dan tembang gubahan pertama ditulis beliau pada lembaran daun lontar. Beberapa karya sastra Sunan Bonang berbentuk suluk atau tembang tamsil, salah satunya Suluk Wujil.
Dalam Suluk memiliki ciri khas yang dibahas mengenai ilmu tasawuf. Karya dari Sunan Bonang yang bernuansa tasawuf ialah tembang Tombo Ati atau Obat Hati, yang hingga kini masih sering dinyanyikan banyak orang.
Dibawah ada beberapa karya sastra suluk peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia sebgai berikut:
Suluk Wujil
Suluk wujil merupakan karya sastra suluk yang ditulis oleh Sunan Bonang. Didalamnya terdapat pesan-pesan dari Sunan Bonang yang bernuansa Tasawuf.
Suluk Sukarsa
Karya sastra suluk ini memiliki isi mengenai ajaran tentang hakikat kepemimpinan.
Suluk Syarab al Asyiqin
Karya sastra Suluk Syarab al Asyiqin merupakan karya dari Hamzah Fansuri yang berisi ajaran wahdat al-wujud, serta tahapan pencapaian makrifat.
Suluk Malang Sumirang
Suluk ini ditulis oleh Sunan Panggung dari Demak pada tahun 1520 Masehi. Dalam karya sastra ini berisi kritikan terhadap Sultan Demak. Serta ajaran Sunan Panggung yang saat itu dianggap sesat.
Sastra dalam bentuk Kitab
Karya sastra peninggalan kerajaan Islam juga ada yang berbentuk Kitab. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
Kitab Manik Maya
Kitab Manik maya ditulis oleh Raden Mas Ngabei Ronggo pada tahun 1740 Masehi. Di dalam karya sastra ini berisi sejarah perkembangan Islam di Pulau Jawa.
Kitab Sasana-Sunu
Karya sastra ini digubah pada tahun 1798 oleh Raden Tumenggung Sastranegara. Di dalamnya terdapat bahasan mengenai ajaran tentang tata cara hidup Islam. Serta ajaran untuk meneladani kehidupan Rasulullah.
Kitab Nitisastra
Karya ini digubah pada abad ke-15 dan sampai sekarang tidak diketahui pengarangnya. Di dalam kitab Nitisastra berisikan ajaran moral dan pandangan hidup, seperti kebijaksanaan.
Kitab Nitisruti
Sama seperti kitab Nitisastra, kitab Nitistruti juga tidak ketahui penulisnya. Di dalam karya ini berisi ajaran tentang filsafat dan moral.
Kitab Sastra Gending
Kitab ini merupakan karya Sultan Agung yang memuat ajaran filsafat dan kebajikan.
Babad
Babad merupakan karya sastra yang menceritakan sejarah. Namun di dalamnya banyak tercampur dengan mitos dan kepercayaan mistis masyarakat.
Beberapa Karya sastra Peninggalan Islam dalam bentuk Babad sebagai berikut:
Babad Tanah Jawi
Karya ini ditulis pada tahun 1788 oleh Carik Braja atas perintah Sunan Paku Buwono III. Sedangkan isi Babad ini mengisahkan mengenai silsilah raja-raja dari zaman Mataram Hindu hingga Mataram Islam.
Babad Cirebon
Berisi mengenai kisah Pangeran Cakrabuwana membangun kota Cirebon serta membangun perkampungan Muslim di Jawa Barat.
Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin).
Babad Raja-Raja Riau
Karya sastra peninggalan kerajaan islam di Riau ini berisi mengenai silsilah raja-raja Riau yang bercorak Islam.
Babad Demak
Babad ini mengisahkan Raden Patah ketika mendirikan Kerajaan Demak.
Babad Gianti
Karya sastra Babad Gianti ditulis sekitar tahun 1803. Di dalam babad Gianti dibahas mengenai keadaan perpolitikan yang terjadi di Pulau Jawa sekitar tahun 1741 – 1757 Masehi.
Cukup sekian ulasan mengenai karya sastra peninggalan masa kerajaan kerajaan islam di indonesia. Semoga menambah wawasan pembaca mengenai Karya Sastra Islam.